iklan banner
YURISTGAMEINIGAMEID101

Cerita Muria di Batas Cakrawala




Muria adalah gunung yang berada di bagian utara Jawa Tengah. Gunung Muria masuk ke dalam wilayah Kudus dan sekitarnya. Di sana terdapat makam Sunan Muria (Raden Umar Sa’id), yang merupakan salah satu penyebar agama Islam di Kudus dan sekitarnya. Beliau dimakamkan di desa Colo, Kec. Dawe, dengan jarak sekitar 18 km dari pusat kota. Makam tersebut terletak di atas sebuah bukit di desa Colo dan berada satu kompleks dengan masjid Sunan Muria. Para peziarah dari berbagai daerah harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 500 meter melalui anak tangga untuk sampai di bukit di mana Sunan Muria dimakamkan. Akan tetapi, terdapat alternatif lain yaitu ojek motor bagi yang ingin cepat sampai ke atas bukit. Buka luwur Sunan Muria sendiri dilaksanakan setiap tanggal 16 Syuro.

Dalam perjalanan menuju ke makam sunan muria, peziarah disuguhi dengan beragam kios cinderamata, oleh oleh, dan aneka jajanan khas Muria. Diantaranya adalah pakis colo, jengklong, enthik, pisang colo, dan masih banyak lagi. Ada satu cerita rakyat yang melatar belakangi mengapa di Colo terdapat berbagai macam tumbuhan yang mampu dijadikan obat. Dikisahkan, saat itu antara gunung Muria dan pulau Jawa masih terpisah. Pada masa itu terdapat sebuah kapal dari negeri Cina yang membawa rempah rempah berkhasiat berlayar di sana, namun akhirnya kandas. Rempah-rempah yang berada di atas kapal itu akhirnya tumpah di lereng gunung Muria, dan selanjutnya tumbuh subur di sana hingga sekarang. Dari sekian banyak rempah rempah tersebut, yang paling dikenal khasiatnya adalah parijoto. Para orang tua percaya bahwa ibu hamil yang mengonsumsi parijoto, maka janinnya akan bagus secara fisik. Meski belum ada bukti secara ilmiah, masyarakat Jawa adalah masyarakat yang dekat dengan alam dan tanda tandanya secara spiritual, sehingga rasa percaya tersebut tetap terpelihara hingga kini.



Lalu, di kompleks masjid Sunan Muria, kita bisa melihat beberapa peninggalan sejarah seperti bangunan masjid yang beratap joglo, bertingkat tiga dan beratap kayu sirap, empat tiang pondasi masjid, dan sebuah bedug yang dibuat tahun 1834 M.

Selain makam Sunan Muria, para peziarah maupun pengunjung yang lainnya dapat menikmati indahnya lereng gunung Muria. Desa Colo yang berada pada ketinggian 1.602 mdpl ini memiliki suasana yang sejuk dan mendamaikan. Pemandangan menakjubkan di antara bukit bukit yang berada di pegunungan muria cocok bagi kita yang ingin melepas penat. Kita dapat menikmati kicauan burung dan sunrise, juga sunset yang indah.

Di Colo terdapat juga bumi perkemahan Kajar yang terletak di kawasan hutan pinus, yang berjarak 3 km ke arah selatan dari obyek wisata Colo, tepatnya di desa Kajar kecamatan Dawe Kudus. Kawasan Kajar merupakan lokasi yang yang biasanya digunakan untuk kegiatan camping dan hiking (perkemahan dan jelajah medan atau lintas alam), baik bagi pelajar, pramuka, maupun remaja pada umumnya.


Kemudian, pada bagian barat lereng gunung Muria, terdapat desa Rahtawu yang merupakan salah satu desa wisata di kabupaten Kudus. Ketika memasuki desa Rahtawu, kita akan disambut dengan gapura ucapan selamat datang dan juga pemandangan alam yang menawan. Dengan ketinggian 1.627 mdpl, kita dapat menikmati suasana pegunungan dengan udara yang sejuk dan segar. Selain itu, kita dapat memandang indahnya pemandangan khas pegunungan saat menuju ke desa Rahtawu. Di rahtawu kita bisa mencoba mandi di sungai yang masih jernih yang dihiasi batu sungai. Pada sisi jalan, kita dapat menyimpullkan bahwa masyarakat di desa ini sangat menghargai para leluhurnya, terbukti dengan adanya beberapa gapura yang bertuliskan nama-nama pertapaan para leluhur.



Selain itu, jika berjalan ke atas lagi kita akan menemukan Wisata Alam Rejenu. Terletak di Pegunungan Argo Jembangan pegunungan Muria, kita dapat menikmati indahnya pemandangan pegunungan dan keanekragaman hayati juga satwa di daerah tersebut. Di wilayah ini juga terdapat sumber mata Air Tiga Rasa, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Konon, tiga air tersebut memiliki khasiat berbeda, dan jika dicampur rasanya akan menjadi tawar.

Keelokan Puncak 29

Bagi para pecinta alam, menaklukkan puncak gunung Muria adalah suatu tantangan. Dari dalam kota maupun daerah lain, banyak yang mencoba mendaki puncak gunung Muria. Mendaki gunung merupakan kegiatan untuk mengasah ketajaman hati dan pikiran untuk menyatu dengan alam. Biasanya, para pendaki akan mwnghabiskan waktu sekitar satu hari satu malam untuk mencapai puncaknya. Memahami, berpikir positif, dan kegigihan adalah beberapa trik agar sampai pada tujuan. Kerja keras tersebut terbayar ketika dapat menancapkan bendera merah putih pada puncaknya. Menikmati sunrise di atas awan adalah kebahagiaan tersendiri pagi para pendaki puncak 29 di gunung Muria.

Senandung Merdu Biola Bambu

Di lereng gunung Muria terdapat pula sebuah desa bernama Japan. Alam yang sejuk membuat desa ini subur. Salah satu tanaman yang tumbuh subur di desa ini adalah tanaman bambu. Ide kreatif datang dari salah seorang warga desa, bernama Ngatmin. Beliau mencoba membuat biola yang lazimnya terbuat dari kayu biasa, menjadi biola yang terbuat dari kayu bambu. Semua tahu, setiap permulaan itu sulit. Bapak Ngatmin tetap terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Akhirnya, biola bamboo karya Bapak Ngatmin diapresiasi oleh masyarakat luas seiring dengan kegiatan pameran yang diikuti. Hingga kini, usaha tersebut terus berkembang dengan banyaknya peminat.

Potensi Keluhuran Alam dan Budaya


Berdasarkan pemaparan di atas, pegunungan Muria memiliki ketinggian di atas 1600 mdpl. Dengan dataran yang tinggi itu, tanaman dapat tumbuh dengan subur. Satwa lain hidup dengan damai di antara rindangnya pepohonan. Hasil alam dari Muria terdiri dari beragam komoditas, seperti rempah rempah, kopi, buah buahan, dan masih banyak lagi. Dari segi spiritual, Muria menyimpan banyak cerita tentang Sunan Muria, para pertapa, dan sejarah masa lalu yang menarik untuk ditelusuri. Setiap hari, selalu ada peziarah dan pengunjung untuk mendapatkan ketenangan batin sekaligus memanjakan mata dengan pemandangan yang tidak didapatkan di daerah lain. Warga Muria juga merupakan warga yang senantiasa memelihara tradisi untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Kirab seribu kupat, kirab wiwit kopi, adalah beberapa diantaranya.

Begitu banyak keluhuran alam dan budaya yang ada, membuat Muria menjadi salah satu destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. Dalam usaha pembangunan di Kudus, pariwisata adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Banyak sekali potensi wisata yang berada di Kudus. Kearifan lokal, keramahan warganya, juga tempat tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Sektor pariwisata di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, mendukung kemajuan ekonomi di sana. Tentu di Indonesia yang memiliki lebih banyak kekayaan alam dan budaya mampu membuat pariwisata menjadi sektor yang memajukan perekonomian di Indonesia, sekaligus melestarikan budayanya.

#KudusMembangun

About Author

Related Post

10 comments

avatar

bagus nan indah ketinggian nya juga masih sekitar 1600 mdpl, buat referensi hiking ntar nih :) keep post gan

Balas
avatar

Bisa dijadiin referensi wisata nih :D

Balas
avatar

Yang paling aq suka pada sebuah desa dileremg bukit itu bernama japan. Truss ada biola bambunya. Kalau boleh tau kenapa dimai dengan japan? Apa ada semacam tradisi orang jepanh?

Balas
avatar

Karena dulu disitu tmpat pninggalan jepang pada masa pnjajahan mas.. :)

Balas
avatar
avatar

Iya.. Yang mau menjelajah monggo ke Kudus :)

Balas
avatar

di situ emang pemandangannya sngt indah,ane dulu prnh ke situ gan..

Balas
avatar
avatar

Hutannya kerenn :g jadi pengen kesana, tapi juauh dr tempat saya

Balas
avatar

Tapi klo sudah sampai sini, bakalan puas deh gan.. :D

Balas

Kamu Pakai Adblock (Anti Iklan)?

Maaf, harap jangan menggunakan Adblock (Anti Iklan) untuk mendukung situs ini tetap berjalan.

Dengan mematikan Adblock (Anti Iklan) berarti kamu telah bersedekah kepada kami.

Terimakasih banyak. ^_^