iklan banner
YURISTGAMEINIGAMEID101

Pengantin Adat Kudus ; Unik Namun Terabaikan


Kudus, merupakan sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Kota yang terletak di bagian utara ini memiliki beragam kebudayaan yang menarik, sebagai bukti bahwa peradaban pada masa lalu di kota ini telah berkembang. Salah satunya adalah keberadaan pakaian adat pengantin kota Kudus. Saat itu, pengantin di Kudus mengenakan pakaian khas Timur Tengah bagi mempelai laki-laki dan pakaian khas Eropa bagi mempelai perempuan. Setelah akad nikah, biasanya dilakukan iring-iringan menuju rumah mempelai laki-laki.
Namun pada abad 21 ini, pemandangan iring - iring prosesi pernikahan adat Kudus, di mana puluhan dokar ( kereta kuda) berhias beriringan mengarak sepasang pengantin menyusuri jalanan kota, tak pernah dijumpai lagi. Sekarang hanya arakan mobil mewah yang digunakan sebagai pengganti dokar. Demikian pula pakaian yang dikenakan, yang lebih menjunjung trend masa kini daripada pakaian adat pengantin daerahnya. Padahal, pakaian adat pengantin Kudus memiliki keunikan tersendiri. Pakaian yang diberi nama "Toto Kaji " ( menata haji ) merupakan perpaduan antara budaya Arab, Eropa (Portugis), dan Jawa.


Pengaruh Arab terlihat pada pakaian mempelai laki-laki yang mengenakan gamis panjang hingga menyentuh sepatu, ditutup jubah yang lebih pendek. Kepala dihiasi sorban putih dan ikat kepala terbuat dari emas bertahtakan berlian bagi yang mampu.

Sepintas mempelai laki-laki mirip pedagang atau raja-raja minyak asal daratan Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia. Penampilan seorang pedagang kian lengkap dengan kacamata hitam yang dipakai saat iring-iringan.

Untuk mempelai perempuan, pengaruh Eropa justru lebih kental. Biasanya pakaian berwarna putih atau warna cerah, mulai kerudung kepala model pengantin Eropa, gaun panjang, ekor berjuntai mirip burung merak, sarung tangan, hingga sepatu mempelai perempuan.

Munculnya pakaian ala Arab untuk mempelai laki-laki, lebih dikarenakan pengaruh dari para pedagang asal Timur Tengah yang datang ke Kudus ketika itu. Mereka mayoritas kaum laki-laki. Seringkali mereka tinggal dalam waktu lama. Para laki-laki Arab yang tinggal di kawasan Desa Demaan ( sampai sekarang dikenal sebagai kampung Arab ) ini kemudian menetap dan menikah dengan gadis - gadis pribumi, keturunan Portugis, atau keturunan Tiongkok.

Pernikahan campuran menyebabkan pakaian pernikahan adat Kudus menjadi unik. Pihak laki-laki yang berasal dari Arab tetap mempertahankan pakaian adat mereka sendiri, sementara perempuan tetap mengenakan pakaian Eropa yang ketika itu sudah lebih dulu mempengaruhi masyarakat Kudus melalui para pedagang Portugis. Meski pakaian adat pengantin Kudus dipengaruhi oleh Arab dan Eropa, namun prosesi pernikahannya tetap kental dengan adat Jawa. Hanya saja, nama tiap - tiap tahapan dalam prosesi pernikahan menggunakan bahasa khas masyarakat lokal Kudus.

Dalam adat pernikahan Kudus ada beberapa tahapan untuk melaksanakan ikatan pernikahan. Adapun tahapan – tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

Jomblangan : Tahap penjajakan
Nontoni : Memberi kesempatan kepada jejaka untuk melihat gadis yang akan dijodohkan
Nakokno : Menanyakan apakah si gadis mau dijodohkan
Lamaran : Peresmian pertunangan
Ater Tukon : Penyerahan mas kawin dan penentuan hari pernikahan
Upacara pernikahan : Siraman pengantin, jonggolan, kembang mayang, akad nikah, ngundhuh penganten, ondrowino/walimah dengan gelar seni tradisional
Mbesturokno : Mengantar pengantin ke rumah mertua

Agenda Lamaran

Prosesi lamaran menggambarkan penyerahan tanda ikatan resmi dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan bahwa anak gadis tersebut telah ada yang meminang. Dalam agenda lamaran terdapat upacara Asok Tukon atau penyerahan mas kawin. Iring-iringan yang menyertai penyerahan mas kawin pada masa itu terdiri dari seperangkat pakaian, bahan minuman (gula, kopi dan teh) dan jajanan yang setidaknya terdapat jajan yang disebut gemblong (jajan yang terbuat dari beras ketan yang lengket), yang melambangkan agar pertalian tersebut seperti lengketnya gemblong.



Agenda Midodareni

Agenda ini dimulai dengan kesibukan di rumah calon Pengantin puteri, menghias dan mengatur pelaminan serta persiapan lain dalam rangka hari pernikahan.

• Upacara Midodareni : dipimpin oleh juru rias pengantin
• Memandikan calon pengantin puteri, juga melulurinya dengan lulur Jawa
• Memotong rambut sinom, dan rias midodareni
• Kunjungan calon Pengantin Laki-laki beserta rombongan serta serah terima sesaji ( kembang mayang ) : upacara jonggolan

Agenda Akad Nikah dan Ondrowino (Ngundhuh Pengantin)

Upacara akad nikah dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam. Dalam pelaksanaan akad nikah selesai Pengantin Laki-laki di arak menuju ke rumah Pengantin Puteri. Perjalanan Pengantin diiringi dengan irama terbang Jidur, Rebana dan Barongan lengkap dengan Gegar Mayang-Bendera Rontek-Umbu-umbul.

Setelah sampai di halaman rumah Pengantin Putri diadakan upacara:
• Serah terima ayam jago ( adon – adon ) yang didahului pencak silat antara “ Jagoan Keluarga Pengantin Putri Melawan Jagoan Keluarga Pengantin Laki-laki ”
• Temon Pengantin
• Membuka cadar Pengantin Putri oleh Pengantin Laki-laki disaksikan para orang tua
• Ondrowino berupa pegelaran seni : Samroh, Rodat, Terbang Jidur, dll.
• Setelah acara selesai dirasa cukup, Pengantin sekalian diboyong ke rumah Pengantin Laki-laki diiringi para sanak keluarga sesuai dengan nilai-nilai adat dan tradisi Kudus.

Namun sayang, saat ini minat masyarakat Kudus terhadap pakaian pengantin adat Kudus dan upacara ritual pernikahan adata Kudus menurun, bahkan banyak yang telah meninggalkan tradisi tersebut dan lebih memilih pada tradisi yang dianggap lebih modern dan praktis. Banyak dari mereka sama sekali tidak pernah melihat pakaian ini lagi, juga upacara – upacara tradisi pernikahan adat Kudus. Barangkali bukan semata alasan kepraktisan yang membuat pakaian pengantin adat Kudus menjadi kian menghilang dan tak dikenal masyarakatnya sendiri, akan tetapi faktor utama justru karena tidak adanya kebanggaan masyarakat Kudus dengan pakaian pernikahan adatnya.

Membangun Kembali Eksistensi Pakaian Adat Kudus

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa aktifitas berdagang di Kudus telah ada sejak lama dan secara turun temurun lestari hingga kini. Sehingga, semboyan Gusjigang (Bagus, Ngaji, Dagang) bukanlah isapan jempol semata, namun telah terpatri dalam diri masyarakat Kudus. Bagus berarti memiliki akhlak yang mulia, Ngaji berarti pandai dalam ilmu agama, dan Dagang berarti lihai dalam berwirausaha.
Lalu, masyarakat Kudus sebagai warga yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, adab, dan keluhuran sudah seharusnya bangga memiliki pakaian adat Kudus, sebagai hasil dari akulturasi peradaban yang unik. Terlebih dalam skala nasional sebagai warga negara Indonesia, dengan segala keramahannya, adat tradisinya, pulau-pulaunya yang menawan, dan iklimnya yang tropis membuat para wisatawan sangat tertarik dengan Indonesia. Nah, dengan potensi yang besar tersebut, untuk merealisasikannya seluruh lapisan masyarakat harus benar-benar bertindak pro-aktif terhadap eksistensi budayanya. Seperti misalnya, seiring perkembangan teknologi yang pesat kita dapat memanfaatkannya sebagai media promosi kebudayaan yang efektif dan efisien. Hingga akhirnya, pembangunan tak hanya dicapai dalam bidang tertentu namun menyeluruh dengan pelestarian budayanya.

#KudusMembangun

About Author

Related Post

17 comments

avatar

weh ternyata ada yang unik pakaian adat jawa...mantep..semoga banyak di kenal masyarakat

Balas
avatar

baru tau nih gan, btw pengantin lakinya musti pake kacamata gitu ya ?

Balas
avatar
avatar

semoga dengan artikel ini membuat generasi sekarang lebih menghargai budayanya sendiri

Balas
avatar

wah ane baru tau nih, thanks ya gan infonya

Balas
avatar

pakaian yg cowok mirip pakaian ala arabian ya

Balas
avatar

Amiin... semoga tradsi yang hampir hilang ini kembali dimunculkan :)

Balas
avatar

Iya gan.. itu yang membuat pengantin adat Kudus sangat unik. :)

Balas
avatar

Iya, terimakasih sudah berkunjung. :)

Balas
avatar

Aaamin... Semoga saja banyak yang melek budaya

Balas
avatar

Iya sama2 :) Terimakasih sudah berkunjung gan.. :)

Balas
avatar

Itulah uniknya pakaian pengantin adat Kudus

Balas
avatar

wkwk unik gitu ya.. tpi juga keren :v :D

Balas
avatar

Hal itu karena percampuran berbagai macam budaya pada saat itu.

Balas
avatar

wew sudah kayak pangeran arab :D beragam ya budaya di indonesia :3
Kupas lagi bro budaya di jawa , request surabaya :D
#KunjunganPartner

Balas
avatar

Hehe.. Kbtulan saya orang kudus mas. Jadi harus mncoba mmperknalkan budaya Kudus dkalangan masyarakat Indonesia

Balas
avatar

Kamu Pakai Adblock (Anti Iklan)?

Maaf, harap jangan menggunakan Adblock (Anti Iklan) untuk mendukung situs ini tetap berjalan.

Dengan mematikan Adblock (Anti Iklan) berarti kamu telah bersedekah kepada kami.

Terimakasih banyak. ^_^